Bumi makin panas. Itu sudah kita rasakan sehari-hari. Seberapa berbahaya kenaikan temperatur itu bagi kelangsungan hidup manusia, ada baiknya kita mendengar sejumlah ahli yang tekun meneliti tentang matahari dan bumi.
Studi terbaru yang dilakukan sejumlah ahli dari University of New South Wales, Australia, yang dilansir Selasa 10 Mei 2010, menjelaskan bahwa dalam kurun waktu kurang dari tiga abad,separuh dari planet bumi terlalu panas untuk dihuni manusia.
Peningkatan temperatur di beberapa tempat, bisa membuat manusia tidak mampu lagi beradaptasi dan bertahan hidup. Proses pembangunan, terutama emisi gas dan rumah kaca, menjadi sebab melonjak temperatur itu.
Para ahli itu merekomendasikan bahwa tindakan--bukan lagi sekedar kebijakan --mengurangi emisi gas dan rumah kaca sebagai salah satu solusi. Membiarkan bumi ini terus dipenuhi dua hal itu akan membuat temperatur naik sekitar 10 hingga 12 persen pada tahun 2300.
Para ahli itu menegaskan, "Sebagian besar selisih pendapat mengenai perubahan iklim adalah mengenai apakah dunia akan berhasil menempatkan pemanasan global di level yang relatif aman, yakni dengan hanya penambahan dua derajat Celsius pada 2100," kata Profesor Tony McMichael dari Australian National University (ANU) dalam karya ilmiah tambahan yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), seperti dikutip dari laman Xinhua.
Namun sang profesor menambahkan bahwa perubahan iklim tidak akan berhenti pada tahun 2100. Hingga tahun 2300, kita mungkin akan berhadapan dengan peningkatan temperatur sebesar 12 derajat atau bahkan lebih.
Bila kondisi tersebut benar terjadi, McMichael mengatakan bahwa kekhawatiran yang terjadi saat ini, terutama mengenai naiknya permukaan air laut, kebakaran dan gelombang panas, merosotnya keberagaman hayati, dan persoalan agrikultur akan menjadi tidak penting bila dibandingkan dengan dampak secara global.
"Peningkatan temperatur bisa menimbulkan ancaman bagi kelangsungan spesies kita," kata McMichael. "Karena setengah dari wilayah berpenghuni di planet ini akan menjadi terlalu panas bagi makhluk hidup," lanjutnya.
Penelitian tersebut dilakukan atas kerja sama dengan Purdue University di Amerika Serikat dan telah dipublikasikan di jurnal PNAS kemarin.