Author Topic: aroma bangsa bangsa  (Read 2052 times)

milnalev

  • Newbie
  • *
  • Posts: 28
  • Nilai Diskusi: +1/-0
    • View Profile
    • Email
aroma bangsa bangsa
« on: June 29, 2011, 09:56:14 pm »
Disclaimer : postingan di bawah ini tidak bermaksud menjelek jelekan suku dan ras tertentu tapi hanya sekedar sedikit membagi cerita tentang bau.

Walaupun pesek, hidung saya lumayan sensitif terhadap bau bau-an terutama yang dikeluarkan oleh tubuh. Bukan... bukan bicara tentang kentut. Bagi saya bau kentut adalah aroma yang universal, tanpa membedakan suku, ras dan agama pada umumnya bau-nya sama saja :-P. Namun ada be-bau-an khas lain yang dikeluarkan oleh tubuh, yang sering tanpa melihat saya tahu dari mana si pemilik bau berasal.

Bau Arab
Hmmm.. orang Arab yang saya endus di Bangkok (para tamu hotel, turis dan pasien di Bamrungrad) bau parfum. Benar lho, dari jauh sudah terbawa angin bau wangi parfum yang berlebihan. Dan tidak lama kemudian biasanya lewat rombongan Arab lengkap dengan abaya hitam hitam-nya.

Bau Bule
Waktu kecil dulu, saya sekolah di SD Khatolik. Salah satu Bruder-nya (let's say Bruder X), orang Londo (Belanda maksutnya :P) dan seminggu sekali mengajar suling dan biola. Bruder X yang memakai sepeda sebagai alat transportasi selalu berkeringat setiap kali mengajar. Saya sebagai murid yang baik dan selalu (terpaksa) duduk di barisan paling depan, terpaksa mencium aroma bau badan Bruder yang hmmm... sulit digambarkan tapi mungkin ini yang disebut bau bule. Campuran antara bau keringat, sedikit asam keju ditambah wine/alkohol basi. Kebayang nggak?

Selanjutnya, saya sering meng-endus bau yang sama setiap berada disekitar orang bule. Terutama para bule yang mungkin membawa kebiasaan jarang mandinya ke negara iklim tropis. Lucunya saya sama sekali nggak mengendus bau bule pada suami saya. Mungkin karena suami saya sering mandi atau mungkin hidung saya tertutup oleh cinta :-P

Bau Cina
Tadinya saya nggak pernah tahu bau Cina, sampai akhirnya kita tinggal di Cina. Orang Cina yang tinggal di mainland sana mempunyai dua macam bau. Pertama, bau aroma mulut yang bisa tercium dalam radius 3 meter saat bercakap cakap. Bau-nya merupakan gabungan dari bawang putih dan kol busuk yang berasal dari perut. Menjadi lebih parah lagi apabila malam sebelumnya mereka banyak minum alkohol. Duh, saya sempat bertanya tanya apa orang Cina nggak suka ciuman dengan pasangannya ck..ckck...

Yang kedua bau yang berasal dari badan. Ini biasanya terjadi saat musim dingin. Saya mengerti, tidak semua orang mempunyai fasilitas air hangat dirumahnya. Sehingga mereka jarang mandi saat musim dingin. Hanya huaaa... baunya saya tidak tahan.

Untuk menghindari bau, sewaktu tinggal di Cina kita sangat anti naik taksi. Saya lebih memilih jalan kaki dalam hujan dan salju serta kedinginan daripada naik taksi bau.

Bau India
Katanya orang India bau kelek. Saya kurang percaya, sampai akhirnya kita pindah ke Bangkok. Di Bangkok banyak orang India, baik turist maupun para imigrannya. Dan memang, kebanyakan dari mereka bau kelek.

Mungkin efek dari makanan India yang kaya akan rempah rempah merupakan penyebab bau kelek. Untung aja manusia keleknya cuman dua, coba kalau empat. Kebayang nggak gimana baunya? (garink.com)

Bytheway, walaupun nggak sering tapi saya suka makanan India. Untung di saya efeknya hanya perut kembung dan bau universal (baca: buang angin) sesudahnya, bukan bau kelek.

Bau Papua
Nah, bau yang satu ini benar benar nggak bisa digambarkan. Yang pasti bau-nya tajam menyengat bisa di-endus dari radius 10 meter bahkan lebih saat terbawa angin. Bau badan ini terutama dimiliki para penduduk asli-nya yang masih tertinggal di pedalaman. Saya nggak ngerti, ini berasal dari makanan yang mereka makan atau karena jarang mandi.

Sempat apes sewaktu saya tinggal di Timika, Papua. Saya anti naik angkutan umum karena bau. Suatu hari saya kesiangan bangun. Teman baik hati yang biasanya memberi tumpangan ke kantor sudah lebih dulu berangkat. Mau berjalan kaki, sudah sangat terlambat. Akhirnya saya menyetop angkot pertama yang lewat.

"Amann.....yay!!!", pikir saya sambil bernafas lega. Angkotnya kosong dan saya terbebas dari bebauan Papua yang akan membuat perut kosong saya mual.

Namun apes nggak dapat ditolak, di tikungan berikutnya angkot saya distop serombongan penduduk asli lengkap dengan anak anak-nya yang sedang ingusan :-( . Nasib!



Saya mendapat dua pelajaran berharga dari pengalaman endus mengendus ini. Pertama, ternyata benar ya peribahasa yang kita pelajari jaman SD dulu "Lain padang lain belalang, lain bangsa lain pula bau-nya" :-P.

Kedua, efek positif dari sering berada di sekitar sumber bau membuat saya menguasai tehnik menahan napas panjang dan bernapas (dalam lumpur) dengan mulut. Nggak mungkin khan saya menutup hidung terus terusan. Bisa tersinggung nanti si biang bau hehehehe.

Ada yang mau menambahkan bau khas dari bangsa lain? ..lol

http://ngerumpi.com/baca/2009/09/08/aroma-bangsa-bangsa.html

flair666

  • Newbie
  • *
  • Posts: 9
  • Nilai Diskusi: +0/-0
    • View Profile
    • International School in Indonesia
Re: aroma bangsa bangsa
« Reply #1 on: June 19, 2017, 09:21:09 pm »
Wah, jadi banyak tahu tentang ciri khas masing-masing suku. Tapi entah saya minim pengalaman atau gimana, saya sekolah di salah satu sekolah internasional di Jakarta yang dimana ada banyak suku2nya, lengkap deh.. Tapi semua sama, yang membedakan hanya keturunan saja.
BBS - International School in Indonesia which have Cambridge International Examinations Program.