Ada banyak lokasi hijau di Jakarta. Keberadaan tempat itu selain berfungsi mencegah banjir, juga bermanfaat sebagai ameliorasi iklim dan manfaat arsitektural serta keindahan. Tempat-tempat itu di antaranya ada di Waduk Setiabudi, Taman Suropati, Kampung Hijau, Taman Medan Merdeka, Taman Menteng, Kota Tua Jakarta, Musium Taman Prasasti, Kebun Binatang Ragunan, dan Taman Pemakaman Umum Menteng Pulo.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, sejumlah komunitas lokal menggagas dibuatnya Peta Hijau pada 2001. Dari situlah terbentuk komunitas Peta Hijau Jakarta. Peta berisi informasi tempat yang memiliki makna terhadap lingkungan, budaya, dan interaksi masyarakat. Pencetus Peta Hijau Jakarta adalah Nirwono Yoga atau akrab disapa Yudi.
Dengan Peta Hijau, tambah Yudi, diharapkan masyarakat bisa mengenal lebih dekat kawasan hijau di Jakarta. "Kita mempunyai moto: tak kenal maka tak sayang," ucap Yudi di Waduk Setiabudi, Jakarta, Sabtu (23/1). Menurut Yudi, keberadaan Waduk Setiabudi sangat bermanfaat buat mencegah banjir. Ia bahkan berharap ada lebih banyak waduk seperti itu di Jakarta.
Komunitas Peta Hijau memiliki agenda rutin mengunjungi kawasan hijau satu bulan sekali. Di antara rombongan yang ikut ada komunitas Green Monster, Green Lifestyle, dan Suara Transjakarta.
Woro, peserta wisata Peta Hijau merasakan manfaatnya. "Jadi orang-orang bisa tahu daerah-daerah resapan air. Bagaimana mencegah banjir," tutur perempuan berkacamata itu. Senada dengan peserta lain, Dana. Ia bahkan mendisiplinkan dirinya dengan tak membuang sampah sembarangan dan membersihkan selokan di sekitar rumahnya. Semua dilakukan untuk mencegah banjir.
Melalui aktivitas ini, diharapkan tumbuh rasa cinta terhadap lingkungan dan berupaya mencari cara mencegah banjir. Ini sesuai dengan salah satu pesan yang disampaikan komunitas Peta Hijau Jakarta: Berpikir global, petakan daerahmu.
liputan6.com