"Memberantas korupsi memang tak mudah seperti membalik telapak tangan. Butuh konsistensi," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rekaman dialog program "Barometer Special: Presiden SBY Menjawab" di Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Ahad (24/1) malam. Pada dialog ini Presiden Yudhoyono menjawab langsung sederet pertanyaan yang diajukan Kepala Media Center SCTV Don Bosco Selamun, Pemimpin Redaksi Surat Kabar Harian Kompas Rikard Bagun, dan Penanggung Jawab Radio Elshinta Wahyu Adhitama, ihwal kinerja 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II. Sedianya dialog tersebut akan disiarkan pada Senin besok, pukul 23.00 WIB, di SCTV Satu untuk Semua.
Konsistensi tadi pun diyakini bukan persoalan remeh. Tapi dengan dasar keyakinan bahwa penegakan hukum adalah tugas dan keinginan negara sepanjang masa, semuanya bisa terlaksana, perlahan namun pasti. Minimal, tambah SBY, tengoklah dalam lima tahun terakhir masa kepemimpinannya. Mulai dari kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi, aksi penegakan hukum ala jajaran kepolisian RI serta kejaksaan yang menangani beragam masalah seperti mafia peradilan, hingga makelar kasus di meja hijau. "Sebesar Rp 5 triliun aset negara berhasil diselamatkan, dan 140 pejabat negara yang bermasalah ditangkap," kata Yudhoyono serius.
Pergerakan pelan namun pasti ini menambah keyakinan bahwa korupsi bisa ditindak dan diberantas. Menurut SBY, pemerintah Hongkong misalnya baru berhasil memberantas korupsi setelah 13 tahun berjuang secara konsisten. "Saya yakin, 10-15 tahun mendatang, negara kita akan lebih baik," kata jenderal berbintang empat itu.