Dunia entertainment yang 'menggiurkan' rupanya tidak hanya menarik banyak orang dewasa untuk berkecimpung di dalamnya, namun juga beberapa remaja bahkan anak-anak. Namun, hal ini bisa dibilang beresiko, karena mental sang artis remaja atau anak-anak yang 'belum siap'.
Banyak diantara mereka yang menjadi depresi karena kegiatan keartisan yang sangat berbeda dengan dunia remaja mereka, ditambah dengan ketidakmampuan mereka menjalani pekerjaan sekaligus tuntutan studi sebagai seorang anak.
Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah campur tangan orang dewasa dalam karir mereka, yang tentu saja terkait manajemen finansial sang artis cilik.
Ada beberapa orang yang menganggap finansial sebagai masalah utama yang dihadapi artis-artis cilik dengan 'manager' mereka, yang dalam hal ini bisa jadi adalah orang tua mereka. Label 'eksploitasi anak' pun dengan gampangnya dicap oleh beberapa pihak.
Terbukti, beberapa artis remaja Indonesia pernah mengalami hal yang serupa. Berbagai masalah mendatangi mereka mulai dari seteru finansial, depresi masa puber, sampai perseteruan dengan orang tua yang terlalu 'melindungi'. Siapa saja?
1.
Aurelie MoeremansArtis cantik kelahiran Belgia ini sedang hangat-hangatnya menjadi pemberitaan karena perseteruannya dengan orang tuanya. Pemicu masalah ini dikabarkan adalah dilarangnya hubungan Aurelie dengan pria yang bernama Robby oleh sang mama, Sri Sunarti. Diperkirakan, alasan yang membuat sang mama 'melindungi' putrinya adalah usia Robby (30) yang terpaut jauh dengan Aurel (17), juga karena Robby adalah pria keturunan Cina.
Kasus ini berkembang karena Aurel lapor ke Komnas Perlindungan anak karena sudah empat bulan 'dikekang' oleh sang bunda. Aurel tidak diperbolehkan memakai telepon dan keluar sendirian. Kondisi Aurel yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga juga diperkirakan menjadi penyebab 'perlindungan berlebihan' oleh orang tuanya.
2. Juwita Bahar
Hal yang serupa terjadi juga pada penyanyi dan pemain sinetron putri pasangan penyanyi dangdut Annisa Bahar dan Memo Sanjaya ini. Perceraian dan perseteruan kedua orang tuanya yang terekspos media membuat dirinya depresi dan menolak sang ibu, pada awalnya.
Namun, Juwi memutuskan untuk tinggal dengan sang ibu karena perlakuan ayahnya yang terlalu keras dan mengekang. Sang ayah, Memo Sanjaya pun mengakui bahwa dirinya membatasi Juwita karena usia yang dianggap rawan. Hubungan Juwita dengan sang pacar dikabarkan menjadi penyebab pengekangan Memo.
Belum lama tinggal di rumah ibunya, Juwita dikabarkan kembali kabur dengan alasan ingin hidup mandiri. Sekali lagi, masalah pacar menjadi pemicu retaknya hubungan Juwi dan ibunya, karena diduga Annisa sering menghalangi Juwi berpacaran.
3. Arumi Bachsin
Lagi-lagi pengekangan terhadap anak menjadi masalah sama yang dialami Arumi Bachsin. Arumi sempat kabur dari rumah karena tidak tahan dengan perlakuan sang bunda yang dianggapnya mengekang. Arumi sempat mengadukan masalah ini ke Komnas PA yang menjadi mediator Arumi dengan orang tuanya.
Masalah pengekangan yang dilakukan orang tua sekali lagi menjadi pemicu. Anggapan orang tua bahwa Arumi 'masih kecil' menyebabkan Arumi tidak tahan dan kabur. Kedekatan Arumi dengan pesinetron asal Malaysia, Miller, juga dijadikan salah satu penyebab kaburnya Arumi dari rumah. Bahkan Miller sempat diduga sebagai orang yang mempengaruhi Arumi agar kabur dari rumah.
Selain itu, pengelolaan keuangan Arumi yang dilakukan mamanya juga disebut-sebut sebagai penyebab Arumi berseteru dengan orang tuanya.
4. Marshanda
Lain lagi masalah yang dialami aktris dan penyanyi yang memulai karirnya di usia yang sangat muda ini. Marshanda sempat 'blak-blakan' lewat YouTube mengecam beberapa teman sekolah dan mengungkapkan kemarahannya lewat video.
Dari sini, Marshanda dianggap menderita depresi yang cukup dalam akibat ketidaksiapannya bekerja di usia muda. Pekerjaan yang sangat menekan dan status sebagai seorang selebriti membuat Marshanda harus banyak-banyak menahan diri, yang sayangnya akhirnya 'meledak' lewat rekaman videonya.
Bahkan, Marshanda menderita penyempitan syaraf karena depresi yang dialaminya. Untungnya, setelah menjalani perawatan, Marshanda berangsur-angsur membaik dan bisa menjalani aktivitasnya seperti biasa.