Melihat perbuatan Baekuni alias Babeh tentu akan teringat Robot Gedek. Apa yang dilakukan keduanya memang terbilang sama yakni suka menyodomi anak kecil serta kemudian membunuhnya dengan dimutilasi.
Namun fakta baru belakangan terkuak. Keduanya sama-sama tinggal di Jakarta Timur. Babeh ternyata diduga pernah menghadiri sidang Robot Gedek. Bahkan Babeh satu-satunya saksi yang memberatkan Robot Gedek di persidangan.
Dalam kesaksiannya, pria yang diduga Babeh itu menyatakan melihat Robot Gedek menyodomi kemudian membunuh dan memutilasi korbannya. Berdasarkan keterangan ini, majelis hakim memvonis Robot Gedek dengan hukuman hukuman mati.
Di sidang pada 20 Mei 1997, Babeh mengaku bernama Sunarto dan bukan Baukeni. Belakangan banyak pihak curiga Robot Gedek sebenarnya hanyalah kambing hitam dari perbuatan Babeh.
Kini kekejian Babeh pun terungkap dan banyak pihak mulai curiga. Jangan-jangan, Robot Gedek tidak bersalah dan hanya dijadikan kambing hitam oleh Babeh.
Terkait hal ini, Koordinator Kontras Usman Hamid menyatakan negara wajib merehabilitasi nama Robot Gedek dan keluarganya bila setelah memiliki kekuatan hukum tetap terungkap Baekuni yang melakukan pembunuhan bukan Robot Gedek.
Sayang, Robot Gedek tak bisa dimintai keterangan karena ia telah meninggal dunia pada tahun 2007 lalu akibat serangan jantung atau tepat satu hari sebelum ia dieksekusi mati. Jika saja Robot Gedek masih hidup mungkinkah misteri kekejian Babeh akan terungkap?
liputan6.com