Ada banyak orang yang sudah belajar tinggi, hingga meneruskan pendidikan sampai program magister, tapi dia tidak bisa bekerja dengan baik. Dia juga tidak bisa menciptakan bisnis sendiri. Sementara, semakin lama kita semakin disuguhi berita prestasi-prestasi bisnis mengagumkan yang diraih oleh orang-orang berpendidikan rendah. Seolah kita diberi tahu bahwa kesuksesan itu bisa diperoleh tanpa belajar.
Benarkah demikian? Tentu tidak. Tidak ada keberhasilan tanpa proses belajar. Orang-orang yang sukses berbisnis jelas mereka menerima banyak pelajaran, yang tentunya sangat eksklusif. Pelajaran yang diperoleh dari pengalaman dan sikap. Suatu hal yang tidak akan didapatkan dari sekolah setinggi apapun.
1. Deskripsi kesuksesan
Pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan gambaran tentang sukses. Seperti apakah kondisinya sehingga kita bisa dikatakan sukses? Pada poin ini, kita akan menentukan target dan rencana. Tapi, pebisnis sejati tahu sejauh mana kemampuan dan kemungkinannya. Jadi, kita harus menetapkan target yang rasional dan sesuai kemampuan serta kemauan.
2. Bekerja untuk mengabdi
Ketika tujuan bekerja hanya untuk mendapatkan uang, maka di sinilah letak cacatnya. Bekerja itu untuk mengabdi, pada diri sendiri dan orang lain. Bekerja itu jalan untuk memperoleh ketenangan batin dan kebahagiaan, bagi diri sendiri maupun orang lain. Ketika kita hanya memikirkan uang, maka pikiran jadi picik. Pikiran yang picik adalah ciri orang yang sulit berkembang.
3. Fokus pada hari ini, bukan kemarin
Katakanlah dulu kita adalah siswa berprestasi, meraih banyak penghargaan. Katakanlah kita aktif dalam berbagai organisasi dan memiliki segudang pengalaman. Faktanya, orang lain tidak mau tahu tentang itu. Yang mereka pedulikan adalah apa yang bisa kita lakukan sekarang. Apa yang kita bisa untuk membuat kondisi mereka lebih baik.
4. Siap menghadapi kemungkinan terburuk
Donald Trump pernah mengambil resiko yang sangat besar. Hanya ada 2 pilihan, sukses atau jatuh sedalam-dalamnya. Tapi ia mengambil resiko itu. Sekarang, dia berhasil membangun kerajaan bisnisnya. Hanya orang yang siap jatuh lah yang memiliki kemampuan untuk bangkit dan bertahan. Orang-orang seperti inilah yang memiliki tekad dan kemampuan.
5. Terbuka pada semua ilmu
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, pernah diwawancarai dalam acara talkshow, lalu diberi pertanyaan : bagaimana dia bisa mengatur bisnis aviasi. Ternyata, dia belajar dari pembantunya sendiri. Orang terdekat yang mengajarinya cara mengantisipasi, mempersiapkan, dan mengatur segala kebutuhan pekerjaan. Dia belajar dari orang lain yang profesinya sering kita remehkan.
6. Menyiapkan relasi
Yeah, ini sangat penting. Apalah artinya segudang keterampilan dan ilmu, jika kita tidak memiliki relasi yang bisa diajak kerja sama. Sangat tidak mungkin kita bisa membangun bisnis dengan baik tanpa adanya hubungan baik dengan banyak orang.
7. Stop being selfish
Di sekolah dan kampus, kita diajarkan untuk berprestasi. Suasananya sangat kompetitif. Tapi, dalam dunia karir, kita tidak sedang berlomba, melainkan sedang bekerja sama. Justru orang yang sok paling pintar yang akan tersingkir.
8. Mempelajari hal dan kebiasaan baru
Sebuah kelanggengan bisnis hanya bisa diperoleh jika kita mau mempelajari hal-hal baru. Tanpa budaya belajar, kita akan menjadi usang dan tidak terpakai lagi.
9. Budaya berbagi
Tidak ada kesuksesan tanpa didukung masyarakat sekitar dan setiap staf pendukungnya. Untuk itu, selayaknya kita berbagi pada mereka, sekecil apapun itu. Meski usaha kita masih ‘ecek-ecek’, kita harus membiasakan diri untuk berbagi.
Yakin, tidak ada satu pun dari poin di atas yang bisa kita dapat di kelas. Tapi, semua itu harus diterapkan dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari, untuk mencapai standard sukses yang kita acu.
Sumber:
http://www.arthinkle.com/articles/detail/pelajaran-bisnis-yang-tidak-didapat-di-sekolah