Alenia Pictures kembali menghadirkan sebuah film yang sarat dengan pesan moral. Setelah merilis Denias, Senandung di Atas Awan di tahun 2006, disusul dengan sebuah film drama musikal anak berjudul Liburan Seruu pada 2008, dan setahun berikutnya mengeluarkan King, kini rumah produksi yang digawangi pasangan Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen ini membuat film berjudul Tanah Air Beta.
Film yang dibuat berdasarkan kejadian nyata pasca jajak pendapat di Timor Timur ini diarahkan sendiri oleh Ari Sihasale. Mengambil lokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT) film ini sangat layak disaksikan oleh keluarga Indonesia di tengah maraknya film bertema horor dan komedi.
“Kita punya komitmen untuk mengangkat semua daerah, dan dari sini yang menarik adalah masalah pengungsian pasca referendum, kami tidak mengangkat masalah politiknya, kami lebih ke tema keluarga. Apapun itu, pilihan boleh saja berbeda, ideologi boleh saja berbeda, tetapi cinta kasih keluarga tidak ada yang memisahkan. Itu yang ingin kami sampaikan kepada penonton,” jelas Ale saat press conference film Tanah Air Beta di Planet Hollywood Jakarta (14/05)
Tanah Air Beta dibuat karena kesadaran akan penderitaan nasib para pengungsi yang terpisah dengan keluarganya setelah Timor Timur lepas dari pangkuan NKRI dan berubah menjadi Timor Leste. Dan sejak tiga tahun yang lalu sebenarnya ide untuk membuat film ini sudah ada, namun baru tahun ini terwujud.
“Sebetulnya sudah punya ide film ini sejak 2007, sebelum film King. kita lihat tayangan di televisi tentang pengungsian, bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang hidupnya terpisah-pisah dan tidak layak hidupnya. Kita lihat belum ada yg mengangkat tema ini. Kita angkat tema ini, karena ini adalah saudara-saudara kita juga dan kita tidak boleh menutup mata untuk ini,” jelas Nia zulkarnaen yang bertindak sebagai produser eksekutif.
Rencananya Tanah Air Beta akan diputar serentak pada 17 Juni 2010. Dan menjelang liburan sekolah, film ini sangat tepat disaksikan oleh para keluarga Indonesia