Kateterisasi jantung merupakan sebuah langkah yang umum dilakukan oleh dokter jantung di seluruh dunia. Lantas seperti apa prosedur dan resiko intervensi kardiologi dengan kateter? Yuk simac ulasannya di sini!
Prosedur Kateterisasi yang Diterima Pasien
Saat hendak menjalankan prosedur kateterisasi, pasien biasa dimasukkan dalam laboratorium khusus untuk kateterisasi jantung. Di dalam sana, terdapat tenaga medis berupa dokter, perawat, dan teknisi yang akan memastikan prose sberjalan dengan lancar. Pertama tama, pasien akan dibius lokal, agar tidak merasakan sakit saat prosedur berjalan.
Setelah itu, dokter akan menusukkan jarum ke pembuluh darah pasien, agar sheath atau tabung kecil dapat dimasukkan. Tabung itulah yang selanjutnya menjadi akses bagi kateter untuk sampai ke area jantung yang bermasalah. Dokter kaan mengetahui kondisi bagian dalam pembuluh darah pasien dari monitor. Informasi dari layar video itu, sifatnya sangat penting.
Di bagian ujung kateter, biasa dipasang alat alat sesuai dengan treatment yang ingin dilakukan. Adapun contoh alat tersebut adalah alat pengukur tekanan darah ruang jantung dan alat untuk mengambil sampel darah. Pada intinya, kateter dalam intervensi kardiologi ini digunakan sebagai perantara, agar dokter dapat mengakses jantung tanpa pembedahan.
Apabila treatment yang ingin dilakukan adalah angiografi, maka dokter akan menggunakan kateter untuk memasukkan zat pewarna, agar kondisi pembuluh darah dapat dilihat melalui X Ray. Namun jika prosedurnya adalah valvuloplasty, maka kateter digunakan untuk melebarkan katup jantung. Sheath dan kateter akan dicabut dari tubuh pasien setelah tersetment selesai.
Setelah itu, perawat akan mengambil tindakan untuk mencegah pendarahan. Luka yang timbul akan dibersihkan dan diperban. Setelah semuanya beres, pasien akan diobservasi, sehingga tidak boleh langsung meninggalkan rumah sakit. Namun lamanya pasien harus tinggal, tergantung dengan jenis prosedur yang mereka ambil.
Resiko Menggunakan Kateter
Kateter jantung sejatinya merupakan prosedur aman yang minim resiko. Hanya saja, tetap ada peluang kegagalan atau efek samping yang terjadi pada pasien. Beberapa masalah yang mungkin muncul adalah emboli udara, memar, infeksi, dan terbentuknya gumpalan darah. Meskipun sangat jarang terjadi, namun pasien harus waspada dan berhati hati.
baca juga salah satu profile dokter di Heartology yang menangani intervensi kardiologi :
https://heartology.id/dr-dicky-armein-hanafy