Liputan6.com, Teheran: Iran melarang produksi hadiah-hadiah untuk Hari Valentine dan setiap promosi perayaannya yang dianggap sebagai penyebaran budaya Barat.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (18/1), perayaan Valentine yang jatuh pada setiap 14 Februari dan dinamai dengan nama orang suci Kristen itu memang tidak dilarang secara resmi, namun kelompok penganut Islam tertentu sudah berulang kali memperingatkan tentang makna penyebaran nilai-nilai budaya Barat dalam Hari Valentine. Menurut hukum Islam Iran, pasangan yang belum menikah tidak diperbolehkan untuk berbaur.
Pengumuman larangan instruksi bekerja pada pembuatan hadiah-hadiah Valentine itu langsung diumumkan dan diberlakukan pihak pemerintah Iran. Produksi hadiah-hadiah yang dilarang termasuk kartu ucapan, kotak hadiah dengan gambar hati, bunga mawar, poster, dan brosur.
Hari Valentine semakin populer di kalangan pemuda Iran dan juga menjadi bisnis sukses di negara itu dengan 70 persen orang berusia di bawah 30 tahun tidak memiliki ingatan tentang revolusi Islam 1979. Beberapa kalang nasionalis telah menyarankan mengganti Hari Valentine dengan "Mehregan," sebuah festival perayaan di Iran sejak era pra-Islam. Mehregan berasal dari kata "Mehr" yang mengacu pada persahabatan, kasih sayang, atau cinta.
