Pemerintah bersikukuh akan terus menjalankan rencana pembangunan megaproyek infrastruktur jembatan penghubung Jawa dan Sumatera, Jembatan Selat Sunda (JSS).
Namun, nilai investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek tersebut sangat besar sehingga sulit direalisasikan.
“Sampai saat ini pemerintah masih mencari formula pendanaan untuk studi kelayakan (feasibility study/FS) yang nilainya sangat besar. Untuk FS saja kita butuh dana sekitar USD150 juta atau setara dengan Rp1,5 triliun,”ungkap Direktur Pengembangan Kerja Sama Pemerintah dan Swasta (public private partnership/PPP) Bastary Panji Indra di Bandung.
Dalam prosesnya, kata dia, pemerintah perlu menggandeng para ahli dari berbagai belahan dunia. Ahli-ahli yang akan diundang pemerintah adalah ahli-ahli perencanaan bangunan terbaik mengingat teknologi dan tingkat kesulitan yang dihadapi dalam pembangunan JSS.Saat ini pemerintah tengah menggodok skema pembiayaan untuk menjalankan FS yang diprediksi membutuhkan waktu dua tahun.
Besaran kebutuhan untuk FS sekaligus menjadi gambaran nilai kasar kebutuhan untuk pembangunan JSS.“Perkiraan kita, total untuk pembangunan JSS mencapai Rp250 triliun.Ini tidak hanya menjadi proyek yang paling besar nilainya bagi pemerintah,tapi juga menjadi yang terbesar di dunia,” cetusnya.
Terlepas dari luar biasa besarnya kebutuhan dana, Sekretaris Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Syahrial Loetan menuturkan, ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan prasyarat mutlak bagi pertumbuhan ekonomi yang tinggi.“Penyediaan infrastruktur yang rendah akan menghambat perekonomian dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi,” tegas Syahrial