Sebuah laporan terbaru menyebutkan bahwa putra seorang pejabat Hamas, Sheikh Hassan Yousef, bekerja untuk intelijen Israel. CNN, Rabu (24/2), mengutip surat kabar Israel, Haaretz, yang menulis bahwa Mosab Hassan Yousef, 32, putra pendiri gerakan Hamas Islam Palestina, Sheikh Hassan Yousef, adalah seorang informan bagi Dinas Keamanan Nasional Israel atau dikenal dengan Shin Bet, sejak 1997. Ia telah direkrut saat menjalani hukuman di penjara.
Informasi yang diberikan Yousef dianggap begitu penting dan menyelamatkan banyak nyawa orang-orang Isarel, sehingga Shin Bet memberinya julukan "The Green Prince," sebuah rujukan yang berhubungan dengan pendiri Hamas dan warna bendera gerakan tersebut. Yousef berperan penting dalam penangkapan sejumlah pejabat Palestina, termasuk pemimpin Fatah, Marwan Barghouti dan anggota sayap militer Hamas Barghouti dan Ibrahim Abdullah Hamid, kata laporan koran tersebut.Laporan ini didasarkan hasil wawancara Haaretz dengan Yousef dan dan kutipan memoarnya akan segera dirilis dan diberi judul "Anak Hamas."
Pada 2007, Yousef meninggalkan Amerika Serikat dan berbicara secara terbuka mengenai keinginanya memeluk Kristen dan penolakannya terhadap Hamas. Gideon Ezra, seorang mantan kepala Shin Bet yang mengundurkan diri sebelum Yousef direkrut, mengatakan tak lazim bagi seorang informan untuk memberikan informasi "pada begitu banyak aksi teror." Ini sebuah pengecualian.
Ezra juga menambahkan, Shin Bet yang dikenal sebagai Shabak, masih memiliki ratusan agen pemberi informasi. "Saya tidak berpikir bahwa ia adalah satu-satunya yang membantu Shabak," katanya.Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak memberikan komentar.
Dalam sebuah wawancara melalui telepon, Yousef mengatakan kepada Haaretz bahwa ia berbicara perihal kegiatan informannya adalah sebagai sarana untuk mengirimkan pesan perdamaian ke Israel. "Hamas tidak dapat membuat perdamaian dengan Israel," ujar Yousef, "Itu bertentangan dengan apa yang Tuhan mereka katakan. Tidak mungkin untuk membuat perdamaian dengan orang-orang kafir. Para pemimpin Hamas bertanggung jawab atas pembunuhan warga Palestina, bukan Israel.
Yousef juga menyatakan penyesalan bahwa sebagian besar kerjanya dengan Shin Bet bisa dibatalkan sebuah perjanjian untuk membebaskan tentara Israel, Gilad Shalit, yang ditangkap Hamas pada 2006. "Aku berharap berada di Gaza sekarang," kata Yousef. "Aku akan mengenakan seragam tentara dan bergabung dengan pasukan khusus Israel untuk membebaskan Gilad Shalit. Jika berada di sana, aku bisa membantu. Kita menyia-nyiakan bertahun-tahun penyelidikan dan penangkapan untuk menangkap teroris untuk pembebasan Shalit. Ini tidak boleh dilakukan. "
Ouwais Yousef, saudara dari Mosab, mengatakan keluarga tidak pernah lagi berbicara dengan Mosab selama lebih dari setahun. Masih dikutip dari Haaretz, Ouwais berkata, "Itu penuh kebohongan, itu semua kebohongan."
sumber:liputan6.com
