Senin. Selain soal pemondokan dan terlambatnya maskapai, Tim Pengawas Haji DPR gelombang kedua menemukan adanya kelemahan kontrol kesehatan terhadap jemaah haji. Lemahnya pengawasan ini disinyalir sebagai penyebab stres yang dialami 78 jemaah haji Indonesia yang sudah tiba di Mekah.
"Harusnya dokter-dokter di Puskesmas atau rumah sakit rujukan haji sudah mempunyai catatan medis calon jemaah haji, sehingga bila terjadi indikasi kesehatan jiwa bisa dibatalkan keberangkatannya," kata Wakil Ketua Komisi VIII Ahmad Zainuddin melalui email, Senin (15/11)
Ahmad Zainuddin bersama sejumlah anggota Komisi VIII DPR lainnya yang tergabung dalam tim pengawas haji DPR menyempatkan meninjau Balai Pengobatan Haji Indonesia di Mekah. Dari pengamatan langsung itu ditemukan sebanyak 78 jamaah haji yang sebagian besar wanita mengalami gejala stres dan gangguan kejiwaan.
Hal itu terlihat, misalnya, ada pasien wanita yang tersenyum sendiri. Bahkan ada pasien yang berdiri di kasur dengan baju pendek. Menurut dokter yang merawat, gejala kejiwaan yang dialami calon jamaah haji tersebut sudah terindikasi sebelum berangkat ke Tanah Suci. "Jika calon jemaah haji mengalami gangguan jiwa, secara hukum Islam kewajiban menunaikan haji menjadi gugur," tambah Ahmad Zainuddin.
Ada juga calon haji Indonesia, lanjut Zainuddin, yang menjadi pasien dan ditempatkan di ruang isolasi khusus karena masih berontak dan menyerang orang lain. Saat ini, Balai Pengobatan Haji Indonesia di Mekah hanya memiliki tiga orang psikiater untuk menangani calon jemaah haji yang mengalami gangguan jiwa