Dikutip dari Mirror.co.uk,
Jonas Salk sang penemu vaksin polio adalah seorang pria dari keluarga imigran Yahudi sederhana yang lahir di New York. Meskipun hanya merasakan pendidikan formal dalam waktu singkat, orang tua Salk ingin anak-anaknya sukses dan berguna untuk masyarakat.
Salk berhasil masuk ke New York School of Medicine tahun 1934. Namun di tengah perjalanan pendidikannya, Salk memutuskan untuk berhenti sekolah demi melakukan penelitian medis langsung, bukan menjadi dokter terlatih.
Tahun 1952, polio menjadi wabah terburuk sepanjang sejarah manusia. Polio menyerang hampir 58 ribu orang dan menewaskan 3.143 jiwa. Hanya 21.269 orang, kebanyakan adalah anak-anak, yang sembuh dari kelumpuhan.
Keberhasilan uji coba vaksin Salk diumumkan pada 12 April 1955. Salk banjir pujian dan disebut sebagai "pekerja ajaib". Saking meriahnya, keberhasilan Salk dijadikan hari libur nasional saat itu.
Pada 1957, vaksin Salk mulai diproduksi secara masal. Vaksin polio Salk dikirim ke seluruh dunia, termasuk Kanada, Swedia, Denmark, Norwegia, Jerman Barat, Belanda, Swiss, dan Belgia. Negara-negara itu pun mulai mengkampanyekan imunisasi polio dengan vaksin ciptaan Salk.
"Fokus penelitian ini adalah menemukan vaksin yang aman dan efektif secepatnya. Saya tidak mencari keuntungan pribadi. Tidak ada hak paten," kata Salk saat itu.