Penyanyi sekaligus pencipta lagu yang berjudul 'andai aku jadi gayus tambunan' mendapat teror dari orang yang tidak dia kenal. Ancaman tersebut di sampaikan melalui telepon seluler miliknya. Si penelepon mengaku anggota Densus (Detasemen Khusus) 88. Ia mengancam, saya dan keluarga akan dibunuh," kata Bona kepada Tempo kemarin. Adapun nomor ponsel yang dipakai peneror adalah 08128648290. "Dia mengaku gerah oleh penayangan lagu dan klip video tentang Gayus yang telah ditayangkan di sejumlah televisi swasta," kata Bona.
Untuk menjaga keselamatan diri dan keluarganya, Bona melaporkan ancaman itu ke Markas Kepolisian Daerah Gorontalo kemarin dinihari. "Jam 1.30 dinihari saya telah melapor ke Polda."
Untuk mengusut kasus itu, polisi memanggil dua saksi, yakni Irfan Lussa, kontributor TV One di Gorontalo, dan Andri Arnold, kontributor Metro TV di Gorontalo. Keduanya menjadi saksi karena, pada saat penelepon gelap mengancam Bona, Irfan dan Andri sedang mewawancarai Bona.
Lagu Andai Aku Gayus bercerita tentang kisah nyata Bona ketika mendekam di terali besi sejak 11 Maret 2010 hingga 5 Januari 2011. Dalam lagu ini, ia menyindir perlakuan hukum terhadap terdakwa mafia pajak Gayus Tambunan, yang bisa pelesiran ke Bali dan luar negeri, meski mestinya mendekam dalam penjara.
"Lagunya enak didengar dan tepat sekali menyindir aparat hukum kita," ujar Yayan, salah seorang warga, yang mengaku telah melihat video Bona di YouTube, kemarin. Selain di dunia maya, lagu yang klip videonya dibuat di Lembaga Pemasyarakatan kelas II-A Kota Gorontalo itu juga banyak tersebar lewat telepon seluler warga.